Pada hakekatnya pendidikan bertujuan untuk memanusiakan manusia, dimana nilai-nilai kemanusiaan ditanamkan demi mencapai manusia seutuhnya. Ada nilai cipta, rasa, dan karsa untuk menjadi manusia seutuhnya. Dimana nilai cipta yang berarti orang akan memiliki rasa ingin tahu terhadap segala sumber-sumber pengetahuan, demi menelusuri lautan ilmu yang telah dan belum tersingkap dalam hati manusia.
Nilai rasa merupakan kepekaan terhadap lingkungan demi terjalinnya dan terwujudnya nilai kemausiaan terhadap alam semesta.
Nilai karsa merupakan adanya kemampuan untuk menghasilkan karya yang bisa berguna untuk diri sendiri dan orang lain, bahkan alam sekitar.
Sistem pendidikan muncul dengan adanya istilah rasionalisme, dimana akal merupakan perangkat berpikir yang paling utama atau bahkan dijadikan sumber kebenaran. Tingkat pendidikan berbanding lurus dengan tingkat kemajuan teknologi, dimana manusia sebagai makhluk yang rasional dipaksakan untuk menemukan proses yang semakin efisien.
Sistem pendidikan semakin jauh dari fitrahnya dengan menjadikan pendidikan sebagai ideologi, sehingga semakin banyak sarjana, maka semakin tidak jelas arah implementasi pengetahuan itu.
Sistem pendidikan semakin beku pada saat orde baru berkuasa karna dengan doktrinisasi yang terjadi menggerogoti dunia pendidikan demi kelanggengan kekuasaan pada masa itu. Hal ini dapat diamati dalam mata pelajaran atau mata kuliah yang semakin terbatasi ruang lingkupnya. Sistem pendidikan merupakan saingan berat dari perpolitikan bangsa indonesia sejak kemerdekaan karna pendidikan merupakan sentral kekuatan bangsa.
Pendidikan masa orde lama tantangannya adalah:
- Guru yang kurang jumlahnya.
- Sarana yang kurang memadai.
- Kurikulum yang tidak memiliki arah yang jelas.
Terlepas masa orde lama ternyata ketiga hal tersebut diatas masih menjadi hambatan dunia pendidikan kita sampai hari ini. Menurut analisa saya bahwa sistem pendidikan dari masa kemerdekaan semakin mengkhawatirkan sampai hari esok yang semakin tidak jelas. Terkait dengan adanya BHP dijaman sekarang ini, maka semakin terjual nilai-nilai pendidikan bangsa kita. Konsepnya memang sekilas terlihat menguntungkan, tapi kalau kita melihat skala internasional dengan mengkaitkan sistem perpolitikan dunia dengan sistem pendidikan Indonesia, maka semakin jelas ketidakmampuan negara Indonesia.
Lalu bagaimana sistem pendidikan yang ideal????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar